
Darurat Deforestasi Maluku Utara
28 April 2025
Maluku Utara, surga tropis Indonesia, kini berada di ujung tanduk. Hutan-hutannya yang dulu megah kini perlahan lenyap, digantikan tambang gersang dan perkebunan sawit yang merusak. Deforestasi brutal ini mempercepat krisis iklim, menghancurkan habitat satwa liar, dan memicu bencana alam seperti banjir serta tanah longsor.
Di balik janji pertumbuhan ekonomi, tambang nikel dan emas justru meninggalkan kerusakan masif. Sumber air bersih menghilang, tanah tandus meluas, dan spesies langka seperti burung bidadari Halmahera serta kuskus mata biru terancam punah.
Tak hanya satwa, masyarakat adat yang bergantung pada hutan juga menjadi korban. Mereka kehilangan tanah, sumber pangan, hingga identitas budaya. Ironisnya, mereka yang memiliki kearifan menjaga hutan justru tersingkir.
Kelemahan penegakan hukum dan praktik korupsi mempercepat kehancuran. Tanpa tindakan nyata, hutan Maluku Utara akan tinggal cerita.
Saatnya Bergerak!
Krisis ini membutuhkan aksi nyata dari semua pihak.
- Pemerintah harus memperkuat penegakan hukum dan memperbaiki transparansi izin usaha.
- Perusahaan harus bertanggung jawab atas dampak lingkungan dari operasi mereka.
- Masyarakat lokal, terutama komunitas adat, harus diberdayakan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan.
- Kita semua, sebagai warga dunia, harus bersuara dan menuntut perlindungan atas paru-paru bumi kita.
Hutan Maluku Utara bukan hanya soal pohon dan satwa liar. Ini soal masa depan kita semua.
Jika kita terus diam, maka bukan hanya Maluku Utara yang akan binasa—tetapi seluruh generasi mendatang yang akan mewarisi dunia yang lebih rusak.
Deforestasi di Maluku Utara harus dihentikan sekarang. Demi lingkungan. Demi kehidupan. Demi masa depan.